Belajar Menggoreng Aspal di Program Studi Sarjana Terapan Transportasi
![](https://statik.unesa.ac.id/terapan-transportasi/thumbnail/8c4d67b1-0691-4eec-9f1e-ec142bbbde82.jpg)
Teknik Transportasi merupakan Cabang Ilmu Teknik Sipil yang mengkaji sistem transportasi dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Keilmuan yang diberikan meliputi pembangunan dan pengaturan jalan raya, pembangunan bandar udara, terminal, stasiun dan pengelolaanya.
Universitas Negeri Surabaya memiliki salah satu Prodi Sarjana Terapan Transportasi. Prodi ini sebelumnya berdiri di bawah naungan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil. Saat ini, Prodi Sarjana Terapan Transportasi sendiri, sudah berpindah dibawah naungan Fakultas Vokasi.
Teknik sipil sering disebut sebagai "Ibu dari Teknik Transportasi", karena transportasi merupakan salah satu cabang utama dalam disiplin teknik sipil. Keilmuan yang tidak berbeda jauh dari Teknik Sipil membuat Transportasi sendiri memiliki praktikum yang tidak berbeda jauh dengan praktikum Teknik Sipil.
Salah satu nya praktikum yang dilakukan yaitu kegiatan goreng aspal.
Pasti muncul beberapa pertanyaan di benak kalian, “Goreng aspal di Transportasi?”
“Sama ga sih goreng aspal dengan goreng makanan?”
“Sama-sama goreng, apa beda nya?”
Meskipun istilah "goreng aspal" dan "goreng makanan" menggunakan kata yang sama, proses dan tujuan dari kedua kegiatan ini sangat berbeda.
Goreng Aspal => Bagian dari konstruksi dan teknik sipil, khususnya dalam proyek pembangunan jalan dan infrastruktur.
Goreng Makanan => Bagian dari masakan atau aktivitas sehari-hari di dapur untuk membuat makanan siap santap.
Istilah yang sama, "goreng aspal" dan "goreng makanan" tidak menjamin proses yang dilakukan sama persis. Jadi apa itu goreng aspal?
Yups benar, goreng aspal merujuk pada proses pemanasan aspal hingga mencapai kondisi cair dan siap dicampur dengan agregat untuk menghasilkan campuran aspal yang akan digunakan pada lapisan perkerasan jalan.
Proses "goreng aspal" atau pemanasan aspal berfungsi untuk melembutkan aspal sehingga bisa dicampurkan dengan agregat (seperti pasir dan kerikil) dalam pembuatan campuran aspal panas yang akan digunakan untuk pelapisan jalan.
Pemanasan ini penting karena aspal pada suhu ruangan cenderung padat dan kental, sehingga sulit dicampurkan dengan agregat tanpa pemanasan.
Berikut adalah beberapa fungsi utama dari proses pemanasan aspal (goreng aspal) diantaranya:
1. Mengurangi Kekentalan Aspal: Aspal pada suhu rendah sangat kental dan sulit diolah. Pemanasan membantu mengurangi viskositas (kekentalan) aspal sehingga bisa dicampur secara merata dengan agregat.
2. Membuat Campuran yang Lebih Seragam: Aspal yang dipanaskan dapat melapisi agregat dengan lebih baik, menciptakan campuran yang homogen. Ini penting untuk memastikan bahwa campuran aspal dapat mengikat agregat dengan baik, menghasilkan perkerasan yang kuat dan tahan lama.
3. Memudahkan Proses Pengecoran dan Pemadatan: Aspal yang sudah dipanaskan lebih mudah untuk dihampar dan dipadatkan di lapangan. Ini penting untuk memastikan permukaan jalan yang halus dan padat, yang tahan terhadap beban lalu lintas.
4. Meningkatkan Adhesi (Daya Rekat): Pemanasan aspal meningkatkan daya rekat antara aspal dan agregat, yang penting untuk kekuatan campuran perkerasan jalan. Aspal yang dipanaskan lebih efektif menempel pada permukaan agregat, sehingga menghasilkan perkerasan yang lebih tahan terhadap kerusakan.
Pentingnya Goreng Aspal dalam Konstruksi Jalan karena menentukan kualitas perkerasan jalan yang dihasilkan. Aspal yang dipanaskan dengan benar akan lebih mudah dicampur dengan agregat, yang pada akhirnya menghasilkan permukaan jalan yang kuat, tahan lama, dan mampu menahan beban lalu lintas yang berat.
Dengan demikian, goreng aspal bertujuan untuk menciptakan campuran aspal yang lebih mudah digunakan dan lebih efektif dalam konstruksi jalan.